KEPEMIMPINAN
YANG BOBROK
Di saat manusia yang ada di bumi membutuhkan cahaya
matahari dalam kehidupan setiap harinya dan berharap akan mendapatkan
kehangatan darinya, namun yang terjadi justru sang mentari tak muncul seperti
yang orang-orang inginkan. Hal ini saya umpamakan seperti seorang pemimpin yang
seharusnya memberikan pelayanannya kepada masyarakat , namun di tengah jalan
lalai akan tugas dan beban kewajibannya. Padahal munculnya seorang pemimpin itu
sendiri bermula dari adanya keberanian dan kesanggupan dari seorang calon
pemimpin dalam mempromosikan diri untuk menjadi pemimpin atau perwakilan sebuah
daerah. Degan janji-janji para calon-calon dan iming-imingan akan sebuah
kehidupan masyarakat yang damai dan sejahtera ketika masa kepemimpinan dipegang
olehnya.
Sekarang ini mencari pemimpin yang seperti kreteria
membangun dan mengembangkan potensi masyarakat sangatlah langka. Hal ini
dikarenakan maraknya sebuah kasus-kasus yang kita jumpai di negara tercinta
kita ini. Kasus-kasus tersebut yang mempunyai reting tinggi dalam citra
pencemaran nama baik negara adalah kasus KORUPSI. Korupsi sudah mewabah di
Negara kita baik itu seorang pemimpin yang mempunyai jabatan tertinggi maupun
pemimpin yang mempunyai jabatan rendah, seperti kepala desa. Adanya pelanggaran
atau penyalah gunaan jabatan seorang pemimpin ini tak lain karna iming-iming uang
yang bias mereka peroleh dari hasil penyelewengan sebuah acara ataupun sebuah
kebutuhan dalam memenuhi fasilitas bagi masyarakat.
Penyalah gunaan jabatan seorang pemimpin yang seperti ini
justru akan berbalik dari apa yang mereka gembor-gemborkan ketika masa kampanye
dan pemilihan umum. Yang mana awal proses kampanye mereka selalu
mengiming-imingi sebuah kemakmuran dan kemajuan, tapi pada kenyataannya janji
tinggallah janji ketia masyarakat telah di bohongi akan imingan yang tidak akan
pernah nyata.
Lantas sekarang masyarakat mulai kebingungan dalam
mencari sosok pemimpin yang ideal yang bangsa ini harapkan. Dan yang terjadi
ketika pemilihan umum adalah banyak masyarakat yang tidak memilil atau golput.
Yang sedemikian terjadi adalah masyarakat pasrah dan tidak tahu-menahu siapa
yang akan menjadi pemimpin mereka. Ketika hal ini terjadi pastila ada rasa
ketidak percayaan masyarakan terhadap pemimpin yang terpilih. Jika hal ini
terjadi tentulah kedua pihak akan mengalami kerugian, baik itu dari kepemimpinan
maupun dari masyarakat. Karena jika masarakat tidak percaya akan pemimpin
mereka tentulah sebuah kepemerintahan akan mempunyai tuhas lebih atau PR. Yang
mana tuga tabahannya itu adalah bagaimana membuat kepercayaa masyarakan
terhadap pemimpin mereka.
LANTAS
BAGAIMANAKAH KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR?
(0) Comments
Leave a Response