PENILAIAN PERILAKU
.MAKALAH.
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi
Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. H. Sholeh Kaelani
Disusun Oleh :
1.
Tutuk Noviana (
123911106 )
2.
Ragil Sari Mustikaningrum ( 123911089 )
3.
M. Fais Lathiful Anam ( 123911120 )
4.
Lailatul Saidah ( 113611003 )
5.
Izzazul Huda (
133211007 )
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I.
PENDAHULUAN
Penilaian dilakukan dalam rangka penjaminan
mutu yang dilakukan oleh pendidik di masing-masing satuan pendidikan, dan
sebagai pengendali mutu yang diselenggarakan oleh pemerintah. Penilaian sangat
bermanfaat untuk memantau kemajuan dan prestasi peserta didik. Penilaian dapat
digunakan sebagai alat diagnose kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Penilaian memberikan umpan balik bagi peserta didik supaya mengetahui kekuatan
dan kelemahannya dalalm proses pencapaian kompetensi. Bagi pendididk, juga berguna
untuk review dalam memperbaiki metode, pendekatan dan sumber belajar yang
digunakan.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa pengertian
dari penilaian?
B.
Apa pengertian
dari fungsi penilaian?
C.
Apa tujuan
dari adanya penilaian perilaku?
D.
Bagaimana
model praktek penilaian perilaku?
III.
TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tentang pengertian penilaian
2. Mengetahui pengertian dari fungsi penilaian
3. Agar mengerti tentang tujuan penilaian perilaku
4. Agar mengetahui model praktek penilaian
IV.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
penilaian
Penilaian
merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran. Karena dari proses
pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran
tersebut telah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Penilaian
merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan,
prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Data yang diperoleh pendididk selama pembelajaran berlangsung
dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai
dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Dari proses ini,
diperoleh potret kemampuan peserta didik dalam
mencapai sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tercampur dalam
kurikulum.
Penilaian
perilaku adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu
obyek, fenomena, atau masalah. Sikap dapat dibentuk dan merupakan ekspresi
perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan
bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Perilaku siswa merupakan
aspek yang sangat berpengaruh terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam
belajar. Perilaku positif terhadap sesuatu menyebabkan perasaan mampu. Minat
berkaitan dengan kecenderungan hati terhadap sesuatu yang akan mendorong
tindakan positif untuk menekuni dan meningkatkan intensitas kegiatan pada obyek
tertentu[1].
B.
Fungsi
penilaian
Fungsi
penilaian dalam pendidikan ialah guru menyadari pentingnya dan perlunya
penilaian di sekolah-sekolah hal ini mengetahui prestasinya. Penilaian memiliki
fungsi sebagai berikut[2]:
a)
Menggambarkan
pencapaian kompetensi peserta didik.
b)
Mengevaluasi
hasil belajar dalam rangka peningkatan prestasi peserta didik baik secara
akademik maupun non akademik.
c)
Sebagai alat
diagnosis bagi pendidik untuk menentukan apakah peserta didik perlu mengikuti
perbaikan atau pengayaan.
d)
Menemukan
kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna
perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e)
Sebagai
informasi bagi pendidik untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta
dididk.
Penilaian di
sini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui seberapa berhasilkah proses
belajar mengajar yang terjadi. Selain itu, juga sebagai laporan kemauan belajar
siswa yang diberikan kepada orang tua agar orang tuanya mengetahui hasil
belajar anaknya dalam bentuk raport yang biasanya diberikan pada akhir semester.
Fungsi
penilaian yang lainnya di sini bukan hanya untuk menentukan kemajuan belajar
siswa. Fungsi penilaian sebagai berikut:
1)
Penilaian
membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau mengembangkan
perilakunya.
2)
Penilaian
membantu siswa mendapat kepuasan atas apa yang
telah dikerjakannya.
3)
Penilaian
membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya telah
berhasil.
Fungsi
penilaian sebagai alat untuk membantu siswa dalam mewujudkan dan mengubah
perilakunya sesuai tata tertib yang ada. Di sini juga siswa mendapat kepuasan
atas apa yang akan dikerjakannya yang berupa nilai. Apabila mereka
bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu maka hasil yang akan
didapatkanakan bagus sehingga mereka akan puas dengan hasil yang didapatkannya.
Penilaian juga membantu guru dalam menetapkan metode yang akan digunakannya.[3]
C.
Tujuan
penilaian
Penilaian siswa mempunyai enam
tujuan utama antara lain[4]:
1.
Umpan
Balik untuk Siswa
Menurut
Bangert-Drows, Kulit, Kulik & Morgan, 1991; Munk &Burrsuck, 1998.
Evaluasi teratur memberi mereka umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan
mereka. Misalanya, andaikanlah seorang guru meminta siswa menulis karangan dan
kemudian memberikan kembali evaluasi tertulis. Beberapa siswa mungkin akan
menemukan bahwa mereka perlu bekerja lebih banyak tentang isi, yang lain
tentang penggunaan kata sifat dan kata keterangan, yang lain lagi tentang
mekanika bahasa. Informasi ini akan membantu siswa meningkatkan mutu penulisan
mereka jauh lebih banyak daripada suatu nilai tanpa penjelasan.
2.
Umpan
Balik untuk Guru
Guru tidak dapat
berharap sangat efektif apabila mereka tidak mengetahui apakah siswa telah
memahami gagasan utama pelajaran mereka. Pengajuan pertanyaan di kelas dan
pengamatan terhadap siswa ketika mereka
bekerja akan memberi kepada guru gagasan tentang seberapa baik siswa telah
belajar, tetapi dalam banyak mata pelajaran, ulangan singkat yang sering
diberikan, penulisan yang lebih jelas tentang kemajuan siswa. Evaluasi juga
memberi informasi kepada sekolah dan sekolah tersebut secara keseluruhan, yang dapat
digunakan untuk menuntun seluruh upaya reformasi dengan mengidentifikasi di
mana saja sekolah atau sub-kelompok dalam sekolah itu memerlukan peningkatan.
3.
Informasi
kepada Orang Tua
Pertama, banyak
jenis evaluasi sekolah yang rutin dilakukan (angka ujian, bintang, dan
serfitikat dan juga nilai kartu laporan) memungkinkan orang tua tetap
memperoleh informasi tentang pekerjaan sekolah anak-anak mereka. Misalnya,
kalau nilai siswa menurun, orang tua dapat mengetahui alasanya dan mungkin
dapat membantu siswa tersebut kembali ke keadaan semula. Kedua, nilai dan
evaluasi lainnya menyediakan sistem penguatan berbasis keluarga tidak resmi.
Tanpa banyak mendorong, kebanyakan orang tua secara alami memperkuat anak
mereka karena membawa pulang nilai yang baik, dengan demikian, menjadikan nilai
penting dan efektif sebagai insentif.
4.
Informasi
untuk Pemilihan
Fungsi
pemilihan-pemilihan ini terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun masa
sekolah. Pada kelas-kelas awal, siswa dipilih-pilih ke dalam kelompok membaca
dan, dalam banyak kasus, ke dalam jalur khusus yang mungkin akan tetap stabil
dalam sekian tahun. Penjaluran (tracking) makin tersebar luas dari sistematis
pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah atas, ketika siswa
mulai dipilih ke dalam mata pelajaran yang berbeda. Terkait erat dengan
pemilihan adalah sertifikasi, penggunaan ujian agar siswa memenuhi syarat untuk
kelulusan atau untuk memasuki berbagai pekerjaan.
5.
Informasi
untuk Akuntabilitas
Sering evaluasi
siswa berperan sebagai data untuk evaluasi guru, sekolah, distrik, atau bahkan
negara bagian. Setiap negara bagian
mempunyai bentuk program pengujian untuk seluruh negara bagian yang memunginkan
negara bagian memberi peringkat bagi setiap sekolah dari sudut kinerja siswa.
Selain ujian negara bagian, distrik sekolah sering menggunakan ujian untuk
tujuan serupa,
misalnya; di kelas-kelas yang
tidak diuji negara bagian. Nilai ujian ini juga sering digunakan untuk
mengevaluasi kepala sekolah, guru, dan pemilik sekolah. Akibatnya, ujian ini
dianggap sangat serius.
6.
Evaluasi
sebagai Intensif
Setelah satu
kegunaan penting evaluasi ialah untuk memotivasi
siswa guna memberikan upaya terbaik mereka. Pada dasarnya, nilai yang tertinggi
, bintang, dan hadiah diberikan sebagai imbalan bagi pekerjaan yang baik. Siswa
mengharagai nilai dan hadiah terutama karena orang tua mereka menghargai nilai
dan hadiah. Beberapa siswa sekolah menengah atas juga menghargai nilai karena
hal itu dianggap penting untuk masuk ke perguruan tinggi pilihan.
D.
Model Praktik
Penilain Perilaku
Penilaian perilaku adalah penilaian terhadap
sikap dan keyakinan siswa terhadap suatu obyek, fenomena, atau masalah.
Perilaku dapat dibentuk dan merupakan ekspresi perasaan, nilai, atau pandangan
hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon
sesuatu/objek. Perilaku terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif,
komponen kognitif, dan komponen konatif [5]:
1.
Komponen
afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap
sesuatu objek.
2.
Komponen
kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.
3.
Komponen
konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara
tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, ada dua hal yang perlu dinilai
dalam kaitannya dengan ranah afektif, yakni kompetensi afektif dan sikap dan minat
siswa terhadap mata pelajaran dan pembelajaran. Kompetensi afektif yang dicapai
dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan siswa dalam:
a.
memberikan
respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya.
b.
menikmati atau
menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika.
c.
menilai
(valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah
terhadap objek studi
d.
menerapkan
atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam kehidupan sehari-hari[6].
Perilaku siswa merupakan aspek yang sangat
berpengaruh terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Perilaku
positif terhadap sesuatu menyebabkan perasaan mampu. Minat berkaitan dengan
kecenderungan hati terhadap sesuatu yang akan mendorong tindakan positif untuk
menekuni dan meningkatkan intensitas kegiatan pada obyek tertentu.
Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk penilaian perilaku antara lain:
observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik
tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Observasi
perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan
kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi
dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena
itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya.
Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku
catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama
di sekolah.
Contoh Isi Buku Catatan Harian
No.
|
Hari/ tanggal
|
Nama Peserta Didik
|
Kejadian (Positif atau Negatif)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan dalam
lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk merekam dan menilai
perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik
serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara
keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek
yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta
didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian
Perilaku.
Contoh Format
Penilaian Perilaku
No.
|
Nama
|
Perilaku
|
Nilai
|
Keterangan
|
|||
Bekerja sama
|
Berini-siatif
|
Penuh Perhatian
|
Bekerja sistematis
|
||||
1.
|
Ruri
|
||||||
2.
|
Udin
|
||||||
3.
|
….
|
||||||
4.
|
….
|
Catatan: Kolom perilaku diisi
dengan angka yang sesuai:
1
= sangat
kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = amat baik
2.
Pertanyaan
langsung
Kita juga
dapat menanyakan secara langsung tentang perilaku seseorang berkaitan dengan
sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang
baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban.” Berdasarkan
jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami oleh
peserta didik itu terhadap objek perilaku. Dalam penilaian perilaku peserta
didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap
dan membina peserta didik.
3.
Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah,
peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya
tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya,
peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Perubahan Iklim” yang
terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta
didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya[7].
V.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengertian penilaian
Penilaian
merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran. Karena dari proses
pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran
tersebut telah mencapai hasil. Penilaian merupakan suatu proses untuk
mendapatkan informasi tentang perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian dalam pendidikan
ialah guru menyadari pentingnya dan perlunya penilaian di sekolah-sekolah hal
ini mengetahui prestasinya. Penilaian memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menggambarkan pencapaian kompetensi peserta
didik.
2. Mengevaluasi hasil belajar.
3. Sebagai alat diagnosis bagi pendidik untuk
menentukan apakah peserta didik perlu mengikuti perbaikan atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran.
5. Sebagai informasi bagi pendidik untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta dididk.
Tujuan Penilaian
Penilaian siswa mempunyai enam
tujuan utama antara lain:
1. Umpan Balik untuk Siswa
2. Umpan Balik untuk Guru
3. Informasi kepada Orang Tua
4. Informasi untuk Pemilihan
5. Informasi untuk Akuntabilitas
6. Evaluasi sebagai Intensif
Model Praktik
Penilain Perilaku
Teknik-teknik tersebut secara ringkas dalam menilai perilaku siswa adalah: observasi perilaku, pertanyaan langsung dan laporan pribadi
B.
Penutup
Demikianlah
makalah ini kami susun, kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami
harapkan guna perbaikan makalah selanjutny. Semoga apa yang kami sampaikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
VI.
Mahasiswa Aktif
1.
Tutuk Noviana
2.
Ragil Sari Mustikaningrum
3.
M. Fais Lathiful Anam
4.
Lailatul Saidah
5.
Izzazul Huda
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,Saifuddin,2009,Sikap
Manusia Teori dan Pengukurannya,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mustaqim dan Abdul Wahib, 2010, Psikologi Pendidikan,
Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta
Didik, DIREKTORAT
PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI,
Jakarta,2010.
Slavin, Robert E,2009,Psikologi Pendidikan Teori dan Praktek,Jakarta: PT. Macanan Jaya
Cemerlang.
http://ardanayudhistira.blogspot.in/2012/02/pengertian-fungsi-tujuan-penilaian.html?m=1
di unduh pada tanggal 14 september 2014 pukul 3:41 WIB
http://rifahmahmud.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/01/29/evaluasi-dan-penilaian-3-penilaian-sikap/
diakses pada tanggal 16 september 2014.
[1] Mustaqim dan Abdul Wahib,
Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2010, hlm.131
[2] Pedoman Sistem Penilaian Hasil
Belajar Peserta Didik, DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI, Jakarta, 2010, hlm. 4
[3] http://ardanayudhistira.blogspot.in/2012/02/pengertian-fungsi-tujuan-penilaian.html?m=1
di unduh pada tanggal 14 september 2014 pukul 3:41 WIB
[4] Saifuddin Azwar,Sikap Manusia Teori dan
Pengukurannya,(Yogyakarta:
Pustaka Pelajar,2009), hlm
102-103.
[5] Robert E.Slavin, psikologi
pendidikan teori dan praktek, Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2009,
hlm.285-287
[6] Robert E.Slavin,
psikologi pendidikan teori dan praktek, Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang,
2009, hlm.290-292
[7] http://rifahmahmud.staff.stainsalatiga.ac.id/2013/01/29/evaluasi-dan-penilaian-3-penilaian-sikap/
diakses pada tanggal 16 september 2014.
(0) Comments
Leave a Response