BOLA HATI
Setia
sore di kampus, aku dan teman-teman tim sepak bolaku, tepatnya setiap 3 kali
dalam seminggu. Dan sore ini hari rabu aku berlatih tanding dengan tim fakultas
lain dalam kampusku, pertandingan kali ini adalah pertandingan persahabatan
antar kampus. Pertandingan dimulai pukul 3 sore, tapi semenjak tiga puluh menit
sebelumnya para pendukum masing-masing fakultas telah saling bersorak mendukung
tim fakultasnya masing-masing. Kami mulai pemanasan sebelum masuk ke dalam
lapangan, dan pelatih kami memberi tau strategi permainan pada sore ini untuk
mengalahkan tim lawan.
Tiba
waktunya kami masuk ke dalam lapangan dan pertandingan pun dimuai. Pertandingan
berlangsung sangat sengit dari awal dan menjelang babak pertama berakhir. Meskipun
telah menit terakhir aku masih mencoba memasukkan bola ke dalam gawang lawan,
aku terus berlari ke depan dan meminta operan bola dari Anton teman satu tim
yang menjadi pemain depan sama sepertiku, bola pun menuju ke arahku yang telah
memasuki daerah pinalti dan seketika itu aku melakukan ancang-ancang untuk
menendang bola. Namun di saat yang tidak terduga datang lawan dan melakukan
tekling keras dari sampingku, aku terjatuh dan merasakan sakit yang lumayan.
Aku
di tandu keluar lapangan untuk melakukan perawatan, di tim kesehatan kami yang
selalu mengurus pemain ketika cidera adalah Siska. Sosok perempuan cantik yang
menjadi perawat cantik di tim kami. Siska mendekat pada ku dan memegang kakiku
untuk mengetahui sakit di kakiku. Aku selalu terpesona ketika melihat Siska,
begitu juga saat ini. Dia merupakan gadis yang ku sukai namun aku belum mampu
mengungkapkan perasaanku kepadanya. “Lukanya lumayan serius ini, tolong di bawa
keruang medis”, ucap Siska kepadaku. Sontak saat itu lamunku pun pecah
mendengar suara dan menaap wajahnya.
*
* * * *
Siska
merawatku di ruang medis, dia memberikan obat ke kakiku dan memberi perban
pula. “Sis, aku bisa main bola lagi kapan ? ”, tanyaku kepada Siska. “Kurang
lebih 3 minggunan menurutku” jawab Siska. Aku pun merenung karena itu merupaka
waktu yang lama untuk tidak bermain bola. “Lhoo kok mukanya murung gitu ? nanti
3 minggu harus rutin aku periksa agar tau perkembangan kesembuhannya” tanya
Siska dan memberi nasihat kepadaku. Aku pun hanya menganggkkan kepalaku.
Hari-hari
ku lewati hanya kuliyah dan pulang hingga seminggu lamanya. Aku pun mulai
merasakan jenuh dengan aktifitas yang biasa saja itu. Suatu hari selesai
kuliyah sore aku menyempatkan mampir di lapangan dan menemui teman tim bermain
bola. Mereka serentak menanyakan kondisi dan perkembangan kakiku. “Masih
sekitar 2 minggu lagi aku akan main” jawabku kepada mereka. Mereka pun mulai
kembali berlatih dan aku pun hanya bisa melihat saja. “Ardi... temenin aku
makan yuuk” terdengar suara perempuan dari belakangku. Sontak aku terkejut
ketika yang ada di belakangku adalah Siska. Aku hanya menggelengkan kepalaku
isyarat aku tak mau makan. Namus, Siska pun tersenyum dan malah menemaniku
menyaksikan latihan sore itu. Kami berdua banyak bicara hal hingga tak terasa
waktu petang telah menandakan perpisahanku dengan Siska. Siska berpamitan
kepadaku untuk pulang.
Waktu
terus berjalan rasa rindu terhadap Siska mulai tak karuan, mungkin ini karna aku
sering ketemu dan manjadikan perasaan cintaku semakin dalam. Hari ini merupakan
hari Sabtu dan perkuliyahanku libur. Aku menyempatkan jalan-jalan di kampus
untuk menghilangkan kejenuhan dan melatih kakiku agar menjadi cepat sembuh. Aku
berjalan menyusuri kampus seorang diri berharap kaki ini bisa lekas sembuh dan bermain
sepak bola bersama teman satu tim. Lamunanku berlanjut hingga berujung
memikirkan Siska lagi perempuan yang kucinta namun tak kunjung terungkapkan.
Pikiranku mulai berfikir mencari-cari waktu untuk mengungkapkan perasaan ini
agar tak menyesal di kemudian hari.
Sejenak
aku beristirahat di bawah pohon yang rindang dan menikmati pagi hariku. Banyak
mahasiswa yang joging dan jalan-jalan pagi ini, baik laki-laki, perempuan dan
bahkan ada yang berpasangan. Pandanganku memandang ke sekitarku melihat orang-orang.
Hingga pandanganku terhenti ke beberapa perempuan yang sedang joging, karena
salah satunya ada seorang yang ku kenalai. Yaaa... Siska tepatnya, seorang
perawat dalam tim sepak bolaku yang juga seorang yang ku cintai. Dan sepertinya
dia juga mengetahui keberadaanku, aku hanya melihat dari kejahuan, terlihat
Siska berpisah dari teman-teannya dan berlari pelan menuju kearahku.
Ternyata
benar apa yang ada dalam pikiranku, Siska datang dan menyapaku. Aku pun
mengajaknya duduk di sampingku. Tapi malah tiba-tiba Siska memegang kakiku dan
memijatnya. “Masih sakit kakinya ?” tanya Siska tentang kondisiku. “Iya udah
membaik, sebentar lagi aku bisa main bola lagi kan ?” ucapku kepada Siska.
Siska tersenyum dan menganggukkan kepala. Siska kemudian duduk di sampingkun
dan seperti biasanya kami saling mengobrol.
Di
tengah-tengah obrolan kami Siska bertanya kepadaku “Nanti malam sibuk gak ?
kalo enggak kita keluar makan yuuk...?” Seketika aku teringat untuk
mengungkapkan perasaanku ketika pertanyaan itu membutuhkan jawaban dariku. Aku menyetujui
ajakannya untuk kali pertama. Siska terlihat senang mengetahui aku menjawab
seperti yang diharapkanya.
Malam
telah tiba aku mulai mempersiapkan segalanya untuk bertemu dengan Siska.
Penampilan dan perktaan sudah aku atur karena malam ini adalah waktu yang aku
tunggu-tunggu. Aku berdiri di depan cermin dan merapikan rambutku, dan setelah
semua rapi aku bergegas ketempat yang kami janjian dengan suasana hati yang
amat gembira.
Sesampai
di tempat, aku menoleh ke kanan-kiri
mencari kebahagiaanku yang telah menanti di tempat itu. Hingga pandanganku
terhenti di suatu sudut yang terdapat seorang wanita dengan pakaian biru muda
yang sangat aku kenali. Perlahan kakiku berjalan mendekatinya dengan jantung
yang berdebar-debar. Siska menoleh ke arahku dan menyambut kedatanganku dengan
ucapan “Selamat Datang”. Dia pun memintaku untuk duduk tepat di depannya. Salah
satu pelayan terlihat menghampiri kami dan menunjukkan menu hidangan. Selesai
memesan kami ngobrol santai hingga beberapa menit. “Aku ada sesuatu untuk kamu
Ar..” bicara Siska kepadaku. “Bawa apa ?” tanyaku kepadanya. Dan dari samping
kursinya dia memperlihatkan kepadaku benda yang tak asing bagiku karena aku
sudah memainkanya sejak kecil, yaa benda itu adalah bola sepak. Siska pun
memberikan bola itu kepadaku dan sembari berkata “Tadi pagi aku sudah tau
kondisi kakimu Ardi, dan kamu sudah bisa bermain bola besok”. Aku pun merasa
sangat senang atas pemberian dan kabar kesehatan kakiku dari Siska. Aku mulai
berfikir ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan pesasaanku kepadanya. “Siska aku
ingin ngucapin sesuatu ke kamu” Aku mulai bicara serius.
“Mau
ngucapin apa memangnya..?” tanya Siska.
Aku
pun mulai pembicaraan “Sebenarnya aku sudah suka kamu sebelum kamu merawatku,
aku sudah sering memandangimu sejak dulu dan berharap di antara kita hubungan
ini bisa lebih dari sekedar pertemanan, aku ingin kamu menjadi yang special.
Apakah kamu mau?”
Siska
tersenyum kepadaku. “Bagaimana ? mau apa tidak ?” tanyaku kembali karena sudah
penasaran.
“Iyaaa,
aku mau” jawab Siska dengan nada pelan. Aku tersenyum kepadanya dan mengucapkan
terimakasih. Hidangan yang kami pesan telah datang dan kami mulai memakannya
dengan perasaan yang sangat bahagia.
Pagi
harinya aku mengikuti lanjutan persahabatan antar fakultas dengan impian bisa
menjadi pemain yang profesional dan tak pernak khawatir lagi dengan cideraka
karena ada salah seorang dari tim perawat yang berparas cantik. Yang saat ini
telah menjadi kekasih hatiku. :D
#Iful_Muhammad
(0) Comments
Leave a Response