CERPEN "YANG TERLAMBAT"

Posted by : Unknown | Kamis, 12 Februari 2015 | Published in



YANG TERLAMBAT

Semua perempuan kebanyakan mengiginkan pasangan seorang laki-laki yang tampan, cerdas dan kreatif. Yaa mungkin Angga adalah salah satu laki-laki yang masuk ke dalam semua kreteria itu. Angga merupakan anak dari seorang pengusaha kebun yang sukses di desanya, dia juga merupakan mahasiswa di Universitas Negeri di Semarang. Beberapa minggu ini Angga sedang pulang dan menikmati liburannya.

 Hasil gambar untuk terlambat ungkapkan cinta
Setiap pagi Angga selalu menyempatkan waktu untuk berjalan-jalan keliling desa sembari menikmati kesegaran yang tak pernah di rasakan ketika berada kota tempat kuliyahnya. Sudah dua hari ini Angga berada di desa, pada hari kedua pun pagi harinya Angga jalan-jalan dan kali ini di temani Candra sahabatnya. Ketika itu Angga bertemu dengan beberapa perempuan di tengah perjalanannya, dari beberapa perempuan itu Angga terfokus dengan seorang perempan berkacamata yang mengenakan jilbab ungu. Candra pun menyenggol Angga dan berkata “Gak perlu sampai bengong gitu dong ngelihatnya, di kota kan banyak yang cantik-cantik”. Angga hanya tersenyum kemudian bertanya kepada Candra “Kamu tau siapa nama perempuan yang berkacamata tadi?”. “Hahaha, nanti kamu juga akan mengetahuinya sendiri” jawab Candra. Dua sahabat ini melanjutkan perjalanannya pagi itu.
Sore ini Angga di minta oleh pengurus masjid utuk menjadi guru ngaji di masjid, dikarenakan ustadz yang biasanya mengajar sedang menunaikan ibadah haji. Semua orang tau kalau Angga adalah lulusan pondok pesantren ternama sebelum melanjutkan ke Universitas. Angga mulai mencari pakaian yang cocok untuk mengajar sore ini, setelah mendapatkan yang cocok Angga bergegas menuju ke masjid.
Sesampainya di masjid Angga duduk dan menunggu kedatangan murid-muridnya. Beberapa guru pengajar juga sudah mulai datang. Terdengar suara perempuan mengucapkan salam “Assalamu’alaikum” dari luar pintu masjid. Semua guru dan murid pun menjawab salam tersebut. Mulailah terlihat paras seorang perempuan yang mengucapkan salam. “Asiik ustadzah Dinda sudah datang” ucap beberapa murid. Angga pun lagi-lagi terpana dengannya karena perempuan yang menjadi ustadzah itu adalah perempuan berkacamata yang Angga lihat pada pagi hari.  Belajar mengaji lalu di mulai karena semua telah hadir di masjid.
Matahari mulai tenggelam awan berubah warna menjadi kemerahan yang menunjukkan waktu petang telah datang. Murid-murid mulai beranjak dari tempat belajar menuju rumah mereka masing-masing. Para pengajar juga mulai kembali ke tempat tinggalnya. Namun, Angga tidak langsung pulang karena dia menyempatkan diri untuk merapikan masjid yang telah digunakan belajar mengaji. Selesai merapikan Angga langsung keluar masjid untuk pulang. Terlihat seorang perempuan masih berdiri di depan masjid yang ternyata adalah Dinda. “Kenapa Dinda belum pulang?” tanya Angga. “Ini nungguin adikku menjemput, tapi belum datang-datang” jawab Dinda. Angga memutuskan untuk menemani Dinda menunggu adiknya menjemput. Waktu terus berlalu hingga 30 menit lamanya, Angga memutuskan untuk mengantarkan Dinda pulang. Dinda menyetujui ajakan Angga.
Malam mulai datang awan merah juga mulai menghilang. Yang saat itu membuat pikiran Angga tak karuan, Angga jadi kepikiran dengan paras Dinda. Semakin mencoba memaksa pikiranya untuk tak memikirkannya, namun pikiran itu malah semakin kuat menjadi. Terdengar dering hp Angga yang soknak membuyarkan pikirannya tentang Dinda. Terdapat pesan baru di hp Angga dengan nomer baru yang belum di ketahuinya. Tertulis pesan singkat “Teriamakasih untuk tadi sore Angga”. Rasa penasaran menghampiri perasaan Angga, dan membalas pesan itu agar tau siapa yang mengirim pesan itu kepadanya. Beberapa menit kemudian hp berdering kembali dengan terdapatnya pesan balasan. Yang seketika itu Angga mengetahui bahwa yang mengirim SMS kepadanya adalah Dinda.
Perasaan bahagia menghampiri perasaaanya, saat ini di ketahuinya bahwa orang yang sempat dipikirkannya tadi menghampirinya lewat pesan singkat SMS. Berawan dari pesan “terimakasih” percakapan menjadi lebih panjang dan saling berbalas pesan hingga tak terasa waktu mulai menginjak tengah malam. Angga mengakhiri percakapan lewat pesan ini dengan ucapan “sudah dulu yaa.. sudah malam ini, lebih baik tidur”. Mulaiah Angga tetidur dengan harapan pertemuan dengan Dinda di keesokan hari.
 ********
Hari-hari setiap sore selalu diisi dengan mengajari anak-anak, yang selepas mengajar Angga dan Dinda selalu pulang bersama sambil bercengkrama yang membuat mereka semakin akrab. Suatu hari ketika Angga berjalan mengelilingi desa dan ditengah-tengah perjalanan Angga melihat pengumuman acara pengajian akbar di desanaya. Angga mendekati pengumuman itu dan membacanya. Angga berencana mengajak Dinda untuk menghadiri acara pengajian berama. Sesampai di rumah Angga mencari Hp miliknya dan menulis beberapa kata untuk di kirim ke Dinda. Selesailah tertulis kata-kata ajakan ke Dinda, Angga pun mengirim dan menunggu balasan dari Dinda. Lama juga Angga menunggu balasan dari Dinda, tak seperti biasanya Angga menunggu balasan dari Dinda. Saking lamanya menunggu Angga pun tertidur lelap.
Hp berdering hingga mampu membangunkan Angga, Angga duduk di ranjangnya sambil melihat pesan yang masuk. Harapan menerima ajakan Dinda sangat besar hingga Angga tidak mau berfikir akan penolakan. Mulai dilihat balasan dari Dinda, dan ternyata apa yang tidak terduga-duga terbaca oleh Angga. “Maaf, aku ada kegiatan sendiri pada hari itu. Jadi tidak bisa pergi bersama”. Angga pun merasa agak kecewa karena apa yang dibayangkanya tidak seperti pada kenyataannya.
Pada malam hari acara pengajian Angga tetep berangkat meski sendirian, ditatalah niat untuk mencari bekal di akhirat. Angga mulai keluar rumah dan berjalan menuju ke tempat pengajian. Sesampainya di tempat pengajian Angga berhenti dan melihat sekitar sembari menunggu kedatangan orang-orang yang karena saat itu masih belum banyak yang datang. Beberapa menit kemudian sudah banyak yang berdatangan baik dengan kawan-kawan, keluarga, dan tak jarang juga ada yang berpasangan. Mungkin mereka sudah menikah, pikir Angga yang tidak mau bersu’udhan ke orang-orang. Angga mulai berjalan merapat ke kerumunan para jamaah pengajian. Tiba-tiba Angga melihat sosok perempuan yang ia kenal di barisan depan, yang rupanya perempuan itu adalah Dinda yang sedang bersama seorang laki-laki.
Angga penasaran dan mulai mendekat dangan mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Dinda”. “Wa’alaikumussalam..” jawab Dinda sambil menundukkan wajah. Terlihat wajah Dinda agak terkejut saat itu. “Lho.. kok ada di sini kamu?” tanya Angga. Dinda masih menunduk dan menjawab “Iyaa, aku datang karena tunanganku ini mengajakku. Aku belajar mengikuti dan menghormatinya sebelum menjadi istrinya”. Sontak Angga terdiam karena Dinda tidak pernah bercerita tentang ini sebelumnya. Angga pun merasa kecewa dan patah hati. “Wahh selamat yaa mas, anda mendapatkan perempuan
Angga langsung berpamitan dan kembali ke kerumunan jamaah pengajian. Angga merasa tenggelam dalam kekecewaan. Namun, lantunan sholawat dan bacaan ayat suci Al-Qur’an memberikan ketenangan di hatinya hingga malam selesai.

By : Iful Muhammad

(0) Comments

Leave a Response